1. Defisit Sensori.
Adalah suatu kerusakan dalam
fungsi normal penerimaan dan pesepsi sensori. Individu tidak mampu menerima
stimulus tertentu.( misalnya kebutaan atau tuli ), atau stimulus menjadi
distorsi ( misalnya penglihatan kabur karena katarak ).
Kehilangan sensori secara
tiba-tiba dapat menyebabkan ketakutan, marah, dan perasaan tidak berdaya.Pada
awalnya individu bersikap menarik diri dengan menghindari komunikasi atau
sosialisasi dengan orang lain dalam suatu usaha untuk mengatasi kehilangan
sensori.
Klien yang mengalami deficit
sensori dapat mengubah perilaku dalam cara-cara yang adaptif atau maladaptif
2. Deprivasi Sensori.
Sistem pengaktivasi reticular
dalam batang otak menyebabkan semua stimulus sensori ke korteks serebral,
sehingga meskipun saat tidur yang nyenyak, klien mampu menerima stimulus.
Jika seseorang mengalami suatu
stimulasi yang tidal adekuat kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus yang
monoton atau tidakl bermakna maka akan terjadi deprivasi sensori.
Tiga jenis deprivasi sensori
adalah kurangnya input sensori ( karena kehilangan penglihatan dan pendengaran
), Eliminasi perintah atau makna dari input ( misal terpapar pada lingkungan
asing ) dan Restriksi dari lingkungan ( misalnya tirah baring atau berkuranya
variasi lingkungan ) yang menyebabkan monoton dan kebosanan.
Efek dari deprivasi sensori
adalah :
a. Kognitif
Penurunan kapasitas belajar,
ketidakmampuan berpikir atau menyelesaikan masalah, penampilan tugas buruk,
disorientasi, berpikir aneh, regresi,
b. Afektif.
Kebosanan, kelelahan,
peningkatan kecemasan, kelabilan emosi, dan peningkatan kebutuhan untuk
stimulasi fisik.
c. Persepsi.
Disorganisasi persepsi terjadi
pada koordinasi visual, motorik, persepsi warna, pergerakan nyata, keakuratan
taktil, kemampuan untuk mempersepsikan ukiran dan bentuk, penilaian mengenai
ruang dan waktu.
3. Beban Sensori yang
berlebihan.
Adalah suatu kondisi dimana
individu menerima banyak stimulus sensori dan tidak dapat secara perceptual
tidak menghiraukan beberapa stimulus.
Pada kondisi ini dapat mencegah
otak untuk berespon secara tepat atau mengabaikan stimulus tertentu.
Sehingga individu tidak lagi
mempersepsikan lingkungan secara rasional.
Kelebihan sensori mencegah
respon yang bermakna oleh otak, menyebabkan respon yang berpacu, perhatian
bergerak pada banyak arah dan menjadi lelah.
Kelebihan sensori adalah
individual, karena jumlah stimulus yang dibutuhkan untuk berfungsi sehat
bervariasi.
Toleransi seseorang pada bebab
sensori yang berlebihan dapat bervariasi oleh tingkat kelelahan, sikap, dan
kesehatan emodional dan fisik.
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan beban
sensori yang berlebihan dapat dengan mudah menjadi bingung atau disorientasi sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar