MACAM-MACAM PERUBAHAN SENSORIS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcq5t3vhXxhwTSl28v6WWgIBwQBLu55SOlliUWdfE17F95MHKYFSewDlb_VznvTLF29ubHbVUzQT_GfOICaCGBSyt4POCYXeHz8gzeEGftc8cO8NwjyGsjE91OYpNFLKnUsvN-rTh483nY/s1600/sistem+koordinasi.jpg
1. Defisit Sensori.
Adalah suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan dan pesepsi sensori. Individu tidak mampu menerima stimulus tertentu.( misalnya kebutaan atau tuli ), atau stimulus menjadi distorsi ( misalnya penglihatan kabur karena katarak ).
Kehilangan sensori secara tiba-tiba dapat menyebabkan ketakutan, marah, dan perasaan tidak berdaya.Pada awalnya individu bersikap menarik diri dengan menghindari komunikasi atau sosialisasi dengan orang lain dalam suatu usaha untuk mengatasi kehilangan sensori.
Klien yang mengalami deficit sensori dapat mengubah perilaku dalam cara-cara yang adaptif atau maladaptif
2. Deprivasi Sensori.
Sistem pengaktivasi reticular dalam batang otak menyebabkan semua stimulus sensori ke korteks serebral, sehingga meskipun saat tidur yang nyenyak, klien mampu menerima stimulus.
Jika seseorang mengalami suatu stimulasi yang tidal adekuat kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus yang monoton atau tidakl bermakna maka akan terjadi deprivasi sensori.
Tiga jenis deprivasi sensori adalah kurangnya input sensori ( karena kehilangan penglihatan dan pendengaran ), Eliminasi perintah atau makna dari input ( misal terpapar pada lingkungan asing ) dan Restriksi dari lingkungan ( misalnya tirah baring atau berkuranya variasi lingkungan ) yang menyebabkan monoton dan kebosanan.
Efek dari deprivasi sensori adalah :
a. Kognitif
Penurunan kapasitas belajar, ketidakmampuan berpikir atau menyelesaikan masalah, penampilan tugas buruk, disorientasi, berpikir aneh, regresi,
b. Afektif.
Kebosanan, kelelahan, peningkatan kecemasan, kelabilan emosi, dan peningkatan kebutuhan untuk stimulasi fisik.
c. Persepsi.
Disorganisasi persepsi terjadi pada koordinasi visual, motorik, persepsi warna, pergerakan nyata, keakuratan taktil, kemampuan untuk mempersepsikan ukiran dan bentuk, penilaian mengenai ruang dan waktu.
3. Beban Sensori yang berlebihan.
Adalah suatu kondisi dimana individu menerima banyak stimulus sensori dan tidak dapat secara perceptual tidak menghiraukan beberapa stimulus.
Pada kondisi ini dapat mencegah otak untuk berespon secara tepat atau mengabaikan stimulus tertentu.
Sehingga individu tidak lagi mempersepsikan lingkungan secara rasional.
Kelebihan sensori mencegah respon yang bermakna oleh otak, menyebabkan respon yang berpacu, perhatian bergerak pada banyak arah dan menjadi lelah.
Kelebihan sensori adalah individual, karena jumlah stimulus yang dibutuhkan untuk berfungsi sehat bervariasi.
Toleransi seseorang pada bebab sensori yang berlebihan dapat bervariasi oleh tingkat kelelahan, sikap, dan kesehatan emodional dan fisik.
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan beban sensori yang berlebihan dapat dengan mudah menjadi bingung atau disorientasi sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar